Jumat, 10 Agustus 2007

Apa itu 3G dan CDMA

UMTS

UMTS(Universal Mobile Telecommunication Access) adalah sistem mobile communication generasi ketiga yang diharapkan sistem ini telah mampu melayani servis – servis sampai 2 Mbps dan pada frekuensi sekitar 2 GHz. Sistem UMTS yang diproposalkan dibangun dari infrastruktur sistem – sistem mobile yang ada saat ini seperti GSM, AMPS, PDC, PCS dan lain – lain yang berevolusi menuju sistem UMTS. Sistem akses yang diskenariokan pada sistem UMTS adalah W-CDMA karena mempunyai banyak kelebihan yaitu :

Evolusi pada GSM diawali dengan GSM 900, GSM 1800, GSM 1900 kemudian yang dikenal sebagai GSM + dan GSM 2+ dan akhirnya menuju ke sistem universal akses (UMTS). Langkah awal penerapan UMTS pada infrastruktur GSM adalah menambah interface tertentu sebagai penghubung antara GSM BSS (Base stasion Subsystem) dengan jaringan W-CDMA sehingga pada jaringan UMTS akan terjadi dualmode W-CDMA/GSM terminal. Dengan sifat dualmode pada terminal ini dapat memberikan solusi yang fleksibel pada operator GSM dengan pembagian spektrum frekuensi yang baru yaitu GSM untuk voice dan data dengan laju yang rendah sedangkan UMTS untuk data dengan laju yang tinggi.(diaploud : Maulaya Ishak, Fredi Aji N)

4G – Akhir dari Kejayaan Intelligent Network.

1G, 2G, 2.5G, 3G dan terakhir 4G merupakan generasi teknologi yang digunakan pada infrastruktur selular. Pada hari ini, Indonesia baru memasuki tahapan teknologi 2.5G. Secara sederhana dapat di identikan teknologi 1G adalah telepon analog / PSTN yang menggunakan selular. Teknologi 2G, 2.5G dan 3G merupakan ISDN di selular.

Intelligent Network (IN) secara sederhana merupakan inti dari infrastruktur telekomunikasi yang di operasikan oleh banyak operator telekomunikasi di Indonesia pada saat ini. Khususnya di dunia selular banyak bertumpu pada protokol SS7/IS-41/GSM MAP intelligent nodes.Teknik yang hampir sama juga berlaku untuk operator non-selular, seperti Telkom, Indosat & Satelindo.

Servis suara di 3G pada dasarnya sama dengan servis suara di ISDN. Handset digital selular pada dasarnya sebuah handset ISDN. Sialnya, ISDN pada kenyataannya tidak berhasil dengan baik untuk mendeploy servis suara yang baru maupun integrasi data / suara. Kita cukup beruntung dengan adanya 3G ternyata membuka kesempatan untuk uji coba teknologi Internet seperti Session Initiation Protocol (SIP) maupun menggunaan IP v6 (saat ini semua ISP komersial di Indonesia menggunakan IP v4 yang lebih tua). Ujicoba untuk integrasi SIP & IP v6 ke dalam 3G di lakukan dalam inisiatif 3GPP. Continue reading ‘4G – Akhir dari Kejayaan Intelligent Network.’

Seputar istilah seluler

Berikut ini beberapa kamus sitilahy ang sering kita dengar padateknologi wireless, khususnya teknologi seluler.

AMPS
AMPS (Advanced Mobile Phone Service) adalah nama asal untuk layanan telepon seluler, yang dikembangkan oleh Bell Labs dan dirilis pada tahun 1978 di Chicage. AMPS menunjukan layanan telepon seluler analog.

CDMA
CDMA (code division multiple access) adalah teknik modulasi spektrum-tersebar (spread-spectrum) digital yang digunakan pada peranti komunikasi personal seperti telepon genggam. Tidak seperti teknik TDMA yang digunakan untuk GSM. CDMA tidak menggunakan frekuensi khusus untuk setiap pengguna tetapi setiap saluran menggunakan spektrum yang tersedia. Teknik CDMA mengubah data pembicaraan menjadi bentuk digital dan menambahkan padanya kode frekuensi khusus. Data ini kemudian disebar kedalam rentang frekuensi dengan pola yang acak-semu (pseudorandom) dan peranti penerima data diperintahkan untuk hanya menguraikan data yang terkait dengan kode tertentu untuk merekonstruksi sinyal. CDMA pada awalnya adalah teknologi militer yang digunakan selama Perang Dunia II oleh sekutu Inggris untuk menggagalkan usaha jerman untuk mengganggu transmisi. Para sekutu Inggris memutuskan untuk menggunakan beberapa frekuensi untuk menyulitkan jerman mengambil sinyal yang lengkap.

GSM 1800: Frekuensi Besar, Jangkauan Sempit

Teknologi ponsel terus berkembang dari waktu ke waktu. Akan tetapi, bukan berarti yang terbaru adalah yang terhebat. Setiap jenis ada kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Teknologi telepon selular di Indonesia saat ini telah berkembang begitu pesatnya. Jangan heran kalau minat konsumen pun makin meningkat. Ujung-ujungnya pengguna telepon selular pada tahun ini diduga akan bertambah dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.

Jenis telepon selular yang pertama kali masuk di Indonesia adalah jenis NMT (nordic mobile telephone). Jenis selular ini menggunakan frekuensi 450 mHz, tetapi khusus di Indonesia digunakan frekuensi 470 mHz. Daerah jangkauan NMT dapat mencapai 60 kilometer, sehingga memungkinkan NMT digunakan di daerah-daerah terpencil yang jauh dari pusat kota. Namun jenis selular pertama ini mempunyai kekurangan, yaitu bentuknya yang relatif besar sehingga membuat NMT kurang efektif dan efisien untuk dibawa bepergian.

Menyusul berkembangnya teknologi NMT, muncul pula teknologi baru selular yaitu AMPS (advance mobile phone system). Sistem AMPS menggunakan frekuensi 800 mHz dan daya jangkaunya sekitar 1,5 km sampai 2 km. Karena bentuknya yang ringan dan dapat dibawa dengan mudah, maka teknologi AMPS menjadi pilihan baru dalam berkomunikasi. Bahkan teknologi yang berasal dari Amerika Serikat ini pernah menjadi primadona dunia informasi dunia pada 1980-an sampai menjelang 1990-an.

Setelah berkembangnya AMPS, muncul pula sebuah teknologi selular digital CDMA (code division multiple access). CDMA adalah teknologi yang dikembangkan oleh militer Amerika Serikat pada 1989 dan mulai dioperasikan pada 1995. Teknologi CDMA dapat menggunakan frekuensi yang selama ini dipakai oleh AMPS yaitu 800 mHz. Cuma, CDMA juga dapat memakai frekuensi 1.700 mHz. Karena menggunakan teknologi yang sama, maka sistem AMPS yang analog akan dapat dengan sederhana bermigrasi ke sistem CDMA yang digital.

Pada saat yang hampir bersamaan dengan munculnya CDMA, teknologi GSM (global system for mobile communication) diperkenalkan. Dengan digunakannya sistem GSM yang digital, teknologi NMT atau AMPS yang analog praktis tidak dapat digunakan. Bagi para pengguna kedua sistem itu, hal ini sangat merugikan karena mereka telanjur memakai ponsel lama yang harganya relatif mahal. Hal ini menyebabkan banyak dari mereka enggan berpindah ke teknologi GSM. Namun setelah para operator GSM terlihat sangat serius dengan bisnisnya, maka mereka berlomba-lomba mencicipi teknologi baru tersebut. Hasilnya, saat ini sistem GSM-lah yang paling banyak digunakan di Indonesia untuk masalah ponsel.

Teknologi GSM yang kita pakai saat ini menggunakan frekuensi 900 mHz dengan daya jangkau 1,5 km sampai 2 km saja. Akan tetapi, daya jangkau itu dapat diperluas dengan menggunakan antena payung yang tinggi (umbrella). Dengan penggunaan antena payung, jarak jangkau GSM dapat mencapai 35 km.

Sebenarnya, ditinggalkannya sistem NMT dan AMPS bukan karena keduanya tidak dapat digunakan lagi, tetapi lebih karena kedua sistem itu sudah ketinggalan zaman–terutama NMT yang memang kurang nyaman untuk dibawa ke mana-mana. NMT dan AMPS di satu pihak masih mentransmisikan suara dengan cara analog, sedangkan CDMA dan GSM di pihak lain menggunakan teknologi digital yang menghasilkan kualitas suara yang jauh lebih baik. Oleh karena itu, AMPS dan NMT sering disebut sebagai selular generasi pertama, sedangkan GSM dan CDMA disebut sebagai selular generasi kedua.

Tidak ada komentar: